Dalam terminologi ini, yang dimaksud bahan bakar gas untuk kendaraan adalah bahan bakar yang bersifat gas alam (natural gas) dan termasuk gas sampingan pengolahan minyak/petroleum atau disebut sebagai LPG (Liquid Petroleum Gas). Namun di pada keduanya terdapat perbedaan dari sisi komposisi pembentuk gasnya. Kandungan utama gas alam adalah gas metana atau methane (CH4). Sedangkan Jenis gas utama penyusun LPG adalah propana (CH3) dan butana (CH4) yang biasanya merupakan hasil sampingan kilang minyak atau sisa fraksinasi gas alam.
CNG dan LNG Terdapat dua pilihan teknologi yang ada yang terjalin bersama cara penyimpanan dan pendistribusian gas alam (natural gas) dan termasuk untuk aplikasi sebagai bahan bakar kendaraan.
Teknologi pertama, gas dikompresi sampai meraih tekanan tidak cukup lebih 200 bar dan diisikan kepada tabung-tabung terhadap kendaraan yang dapat mengakomodir tekanan gas yang tinggi. Teknologi ini disebut Compressed Natural Gas atau dikenal sebagai CNG. Teknologi kedua, gas alam dicairkan terhadap temperatur cryogenic atau dingin ekstrem (-160oC) lantas diisikan ke tabung/tangki cryogenic yang ada terhadap kendaraan. Teknologi ini disebut sebagai liquefied natural gas (LNG). LNG diproduksi di pabrik LNG (LNG plant). Dalam proses pencairan gas alam jadi LNG, dibutuhkan proses pengurangan kandungan gas-gas pengotor terhadap gas alam supaya gas alam dapat dicairkan bersama safe dan lancar. Sedangkan CNG diproduksi di CNG plant.
Gas pipa dialirkan ke kompresor untuk ditekan sampai meraih tekanan spesifik dan lantas gas disimpan di tabung bertekanan tinggi. CNG termasuk dapat diproduksi dari gas alam yang berasal dari regasifikasi LNG. Pembangunan stasiun pengisian LNG untuk kendaraan akan relatif jauh lebih mahal dibandingkan ongkos pembangunan stasiun pengisian CNG (CNG station/SPBG) atau perusahaan CNG. Selain proses pencairan yang mahal, proses penyimpanan LNG di stasiun pengisian termasuk mahal sebab perlu tangki cryogenic, tangki spesifik yang dapat menghambat temperatur LNG yang -165ºC.