One Punch Man: Saitama capai amarah pucuk – untuk argumen yang tidak mengagetkan

Berikut ini berisikan spoiler untuk satu pukulan pria bab 159, “sumber kekhawatiran,” oleh satu, Yusuke Murata, John Werry dan James Gaubatz, ada dengan bahasa Inggris di Viz Media.

One Punch Man: Saitama capai amarah pucuk – untuk argumen yang tidak mengagetkan

Saitama dikenali karena tidak terusik oleh teror atau bahaya. Ia memiara muka poker, bahkan juga di muka musibah yang merusak bumi – seperti saat ia bertanding menantang Boros penyerbu alien atau monster Raja Orochi. Tetapi, itu tak berarti ia ialah robot yang tidak berperanan. Ada banyak kasus di mana dia betul-betul geram, tapi cuma dalam Bab 159 dia capai pucuk kedengkian.

Dalam jumlah kekuasaan Saitama yang dipunyai, tidak ada apa saja yang memunculkan teror untuknya. Ia cuma merentimasi apa saja yang merintangi dengan 1 pukulan, karena itu, judul manga. Ia, bagaimana juga, bukan tanpa kekurangan. Ia kerap kebingungan karena kehilangan pemasaran dan selalu memiliki masalah bujetnya, dan gempuran rasio lebar federasi monster itu pada akhirnya keluarkan yang terjelek dalam dianya.

Pertanyaan pertama Saitama menanyakan pada Garo monster itu ialah verifikasi identitasnya, yang disiapkan Her Herter. Ia selanjutnya mengeluarkan ke kalimat kasar lama mengenai jadi kejahatan mutlak, tapi Saitama tak lagi tertarik dari sesuatu yang disebutkan monster itu. Karena ia memandang Garo tidak untuk jadi monster, lepas dari akseptasi Pahlawan Hunter, ia percaya tidak ada yang masih ada untuknya untuk melakukan, tinggalkan Garo kaget dan kebingungan..
Tetapi, saat sebelum pergi, Saitama berubah-ubah sesaat, ingat keluar tempatnya untuk memberikan laporan keributan berulang-ulang. Tetapi, tempat tinggalnya remuk, dan ia saat ini harus cari barang-barangnya. Saitama mengatakan frustrasinya pada keadaan itu, mengeklaim ia benar-benar geram hingga ia dapat merusak dunia. Ledakan Saitama tidak cuma bentakan, karena Garo rasakan penekanan besar saat pahlawan botak membuat maklumat.

Saitama makin geram ialah peristiwa sangat jarang, dan ini ialah pertamanya kali dia capai tingkat amarah yang merusak dunia. Tidaklah heran, pemicu amarahnya bukan suatu hal yang berat seperti kehilangan rekan atau melihat kejahatan besar. Kebalikannya, itu ada hubungan dengan barang-barangnya. Saitama selalu cemas mengenai beberapa hal pribadi biasa akan menimbang pemasaran supermarket seperti remeh dan menang menantang raja di dalam permainan video. Tetapi, ini memikat buat menyaksikannya ekspresikan emosi pada ekstrim itu.

Saitama selalu bisa dibuktikan jadi pribadi yang berkepala tenang yang tidak dapat rasakan bahaya, jadi menyaksikannya dengan benar-benar geram ialah peristiwa jarang-jarang. Bila ada pelajaran kepribadian, ini mengajari pemirsa, jadi tidak ada yang perlu mengacau beberapa barang Saitama pada kondisi apa saja.

 

 

Baca Anime di westmanga