,
JAKARTA — Akses
internet
Satelit Multifungsi
Satria-1
sudah merambah area Indonesia mulai dari desa tradisional di Aceh sampai daerah pertanian di Papua.
Satelit Satria-1 adalah sebuah satelit yang dirancang untuk layanan internet dengan kemampuan mencapai 150 Gbps. Ini ditujukan untuk melayani sekitar 37.000 lokasi di seluruh Indonesia, mulai dari fasilitas pendidikan sampai pelayanan kesehatan. Kecepatan jaringannya diperkirakan antara 4 Mbps hingga 20 Mbps setiap titik.
Nezar Patria, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, menyebut bahwa mereka akan meningkatkan pemanfaatan SATRIA-1 guna memperkokoh layanan koneksi internet di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar).
Nezar Patria mengatakan bahwa layanan SATRIA-1 bakal menjangkau wilayah-wilayah yang hingga kini masih kekurangan akses internet alias zona kosong. Lebih dari itu, ini juga akan mendukung upaya-upaya masyarakat setempat dalam menggunakan bermacam alat teknologi dasar guna memberikan kemudahan konektivitas di lokasi-lokasi terisolir.
“Kami memiliki SATRIA-1, kemudian beberapa lokasi atau area yang memerlukan peningkatan jaringan dapat kami sampaikan dan prosesnya bisa dipersingkat,” ujar Nezar seperti dilansir pada hari Selasa (6/5/2025).
Satelit Satria-1 saat ini telah menyediakan akses internet di blank spot area di Provinsi Aceh.Jaringan internet satelit akan dapat mengikis blank spot yang ada di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh.
Nezar mengulangi lagi janji Pemerintah dalam hal memastikan semua warga negara bisa merasakan keuntungan dari pembangunan infrastruktur konektivitas tersebut.
Menurut dia, Kementerian Kominfo berencana segera melakukan kunjungan untuk meninjau secara langsung cara masyarakat mengatur jaringan internet di desa-desa seperti Kampung Adat Cipta Gelar yang terletak di Kabupaten Sukabumi serta Desa Meulingsge yang ada di Kecamatan Pulo Aceh.
“Pada dasarnya kami mengikuti prinsip ‘no one left behind’, tidak boleh ada yang tersisihkan, setiap orang harus dapat berpartisipasi dan menggunakan jaringan ini dengan maksimal demi keuntungan bersama,” tegasnya.
Papua Pegunungan
Di sisi lain, di daerah pegunungan Papua, satelit Satria-1 dipakai dalam berbagai bidang mulai dari layanan kesehatan sampai pendidikan.
Kepala Puskemas Kota Wamena, Lorina, menyebutkan bahwa internet Satria sangat berguna dalam hal koordinasi antara puskesmas di Wamena dan kantor pusat. Tunggalnya Puskesmas di Wilayah Kota Wamena ini mendapat manfaat besar berkat keberadaan jaringan internet Satria tersebut.
“Jujur saja, sangat membantu,” ujar Lorina ketika diwawancara oleh Bisnis pada tahun 2023 lalu.
Puskesmas Wamena Kota hanya mengandalkan koneksi internet melalui satelit yang disediakan oleh Program Akses Internet Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti). Melalui program ini, Bakti menyediakan layanan internet dengan kecepatan hingga 2 Mbps untuk beberapa lokasi di daerah administratif Papua Pegunungan.
Kehadiran koneksi internet itu disyukuri oleh Lorina. Dia berkeinginan kuat untuk meningkatkan kapasitanya karena ada banyak aktivitas yang tergantung pada teknologi digital.
Lorina bercerita. Pada 2021, ketika internet Bakti masuk pertama kali melalui program Akses Internet, kecepatan Puskesmas Kota Wamena cukup cepat. Segala aktivitas digital dapat dilakukan dengan lancar, mulus dan nyaman.
Proses pemasukan dan pengiriman data dilakukan dengan cepat. Informasi-informasi krusial dapat diunduh dengan mudah. Sayangnya, saat ini, seiring dengan bertambahnya perangkat yang menempel di jaringan Bakti, kualitas internet dirasakan berkurang.
“Akhirnya kami minta pindahkan VSATnya, tetapi sama saja tidak bisa,” kata wanita dengan seragam dinas berwarna coklat.
Di Asolokobal, salah satu kecamatan yang termasuk dalam distrik Wamena, perasaan Franky Lakoba berfluktuasi antara kesenangan dan ketidaksukaan. Meskipun internet seharusnya membawa kenyamanan, terkadang malah menciptakan tantangan tambahan.
Beberapa tugasnya yang mengandalkan internet kadang menjadi lebih sulit akibat koneksi yang lambat atau terputus sama sekali.
Franky yang bertugas sebagai Staf Operasional IT di SMP/SMA Advent Satap Kampung Sogokomo Kecamatan Asolokobal, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, berkewajiban melaporkan kemajuan kondisi serta proses pembelajaran kepada pusat dari lokasi sekolahnya tersebut.
Akan tetapi, ketika mencoba untuk mengunggah gambar ke situs web tersebut memakan waktu lama dan terjadi perputaran bahkan setelah melakukan pembaruan berkali-kali. Dampaknya, ada keterlambatan dalam pelaporan hal ini, sehingga dapat menyebabkan penundaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
“Uang milik kita sebagai pertaruhan. Solusinya adalah mengerjakannya sebelum batas waktu walaupun kualitas sinyalnya tidak begitu baik,” ungkap laki-laki berumur 30 tahun tersebut.
SMP/SMA Advent Satap di Kampung Sogokomo mempunyai dua sumber koneksi internet yakni melalui VSAT Bakti serta dari stasiun penghubung radio (BTS) 4G yang disediakan oleh Bakti pula, berada kurang lebih 500 meter jauhnya dari lokasi sekolah itu. Sedangkan bedanya dengan Puskesmas Wamena Kota hanya menerima layanan dari sebuah titik saja.
Leave a Reply