Laba Melebihi Harapan, Begini Alasannya Analis Tetap Rekomendasikan Beli Saham UNVR


.CO.ID – JAKARTA

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencatatkan pengurangan laba pada triwulan pertama tahun 2025. Kedepannya, prospek Unilever diprediksi tetap terhalang oleh berbagai hambatan.

Analis dari Willy Goutama yang bekerja di Maybank Sekuritas Indonesia pada laporan tanggal 24 April 2025 mencatat bahwa keuntungan triwulan pertama tahun 2025 milik UNVR ternyata melebihi harapan. Meski demikian, ia juga menyebut adanya kendala internal operasional serta tekanan lingkungan eksternal yang tetap menjadi hambatan untuk masa depan sedang. Karena alasan tersebut, Maybank Sekuritas masih menjaga posisi penjualan mereka dengan tujuan harga saham di angka Rp 1.400. Hal ini didukung oleh perkiraan PER tahun 2025 yaitu sebesar 14,6 kali, yang mana hal ini setara dengan kondisi 3 standar deviasi lebih rendah daripada nilai rata-rata tiga tahun terakhir.

Di kuartal pertama tahun ini, UNVR mengumumkan keuntungan bersih senilai Rp 1,24 triliun, naik 245% dibanding periode sebelumnya tetapi berkurang 15% jika dibandingkan dengan tahun lalu. Hasil tersebut melebihi perkiraan, meraih 34% dari prediksi yang dihasilkan MayBank Sekuritas serta 32% dari kesepakatan pasar untuk tahun 2025. Meski demikian, prestasi itu mayoritas disokong oleh perluasan marjin laba daripada bertambahnya pendapatan penjualan.

Pendapatan total UNVR pada triwulan pertama tahun ini sebesar Rp 9,46 triliun, mengalami penurunan 6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sebagaimana dikatakan oleh Willy, hal tersebut menunjukkan kelemahan dalam permintaan karena adanya proses penyesuaian harga serta penyegaran inventaris di tingkat distribusi dan ritel. Selain itu, volume produk Unilever juga telah berkurang selama empat kuarter terakhir.

Willy menyatakan bahwa meskipun demikian, EBIT margin dan net margin UNVR berturut-turut mencapai 17,1% dan 13,1%. Sementara itu, margin Unilever ternyata melebihi harapan pasar.

Peningkatan marjin kali ini didukung oleh dua alasan penting. Yang pertama, UNVR sukses mengimplementasikan kenaikan harga kelapa sawit mentah (CPO), dengan peningkatan sebesar 19% dibanding periode setahun lalu dan 3% selama tahun berjalan hingga saat ini, sehingga mempengaruhi harga jual produknya. Ini membuat nilai rata-ratanya atau disebut juga Average Selling Price (ASP) tumbuh menjadi 1,3% lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya dalam triwulan pertama tahun 2025. Faktor kedua adalah adanya penghematan operasional yang diterapkan oleh Unilever, termasuk pengurangan biaya periklanan dan pemasaran serta upah kerja, kontribusi tersebut mencapai 50% dari keseluruhan beban operasional untuk kuarter ini.

“Walaupon keuntungan UNVR melampaui perkiraan, kita tetap harus waspada terkait rendahnya kemampuan pembelian konsumen yang merupakan sasarannya,” jelas Willy. Penilaian UNVR pada saat ini memang menggiurkan dengan PER tahun 2025 sekitar 14,8 kali serta tingkat dividennya mencapai 6,8% (belum termasuk potensi dividenden tambahan 6,5% dari pelepasan bisnis es krim). Akan tetapi, belum ada pemicu kuat untuk meningkatkan valuasi saham tersebut, terutama karena tidak adanya petunjuk awal pulihnya pertumbuhan penjualannya.

Sampai akhir tahun ini, Willy mengestimasi bahwa pendapatan Unilever dapat menyentuh angka Rp 35,58 triliun dengan keuntungan bersih sekitar Rp 3,65 triliun. Pada tahun 2026, ia memprediksi bahwa pendapatan Unilever bakal berjumlah Rp 37,09 triliun sementara laba bersihnya diperkirakan mencapai Rp 4,08 triliun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *