– Profil Kombes Dicky Sondani mantan Kabidhumas Polda Sulsel naik pangkat menjadi satu bintang.
Dia diangkat menjadi Wakapolda Bengkulu.
Sekarang sebelumnya, dia mengemban posisi sebagai Kabag Jipolmas Waketbid PPITK STIK Lemdiklat Polri.
Brigjen Solihin diganti Dicky yang baru saja dipindahkan ke posisi Wakapolda Sumatera Barat.
Mutasi sesuai dengan Surat Telegram nomor ST/1084/KEP./2025 yang dikeluarkan pada tanggal 20 Mei 2025.
“Perubahan jabatan ini mencerminkan janji Kepolisian Republik Indonesia untuk menghasilkan layanan yang semakin berkualitas, sigap, serta dapat menyesuaikan diri dengan berbagai tantangan di masa mendatang,” ungkap Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko pada hari Rabu, 21 Mei 2025.
Sosok Dicky Sondani
Dicky Sondani dapat dikatakan sebagai kepulangan ke tanah kelahirannya.
Dia dilahirkan di Bengkulu pada tanggal 18 Agustus 1971.
Eks Kabid Humas Polda Sulsel yang merupakan alumni Akpol tahun 1993 dan memiliki pengalaman di bidang LaluLintas.
Dicky sempat menjadi Kabidhumas Polda Sulsel pada tahun 2016.
Posisi lain yang pernah diemban adalah sebagai Kepala Bagian Studi tentang Kekarantinaan Sosial di Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kepolisian Republik Indonesia (Lemdiklat Polri).
Dia juga sempat menempati posisi sebagai Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Aceh mulai tanggal 21 Oktober 2019.
Dicky Sondani pun sempat mengenyam pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol) pada tahun 2004 dan kemudian melanjuti kursus Sekolah Penataran Pamong Praja (Sespim Pol), yang berlokasi di Lembang, pada tahun 2009.
Ketika menjabat sebagai Dirlanta Polda Aceh, Dicky Sondani menerima penghargaan dari Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah pada tanggal 17 Maret 2021.
Hadiah ini diberikan kepada orang-orang yang dinilai memiliki dedikasi serta kreativitas dalam memperbaiki pelayanan Samsat saat menghadapi pandemi Covid-19.
Di samping itu, hal ini turut mendongkrak Pertambahan Pendapatan Asli Aceh (PAA), terlebih lagi dari sektor Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada tahun 2020.
Karir Dicky Sondani
– Kepala Polisi Sektor Metropolitan Kebayoran Baru
– Kepala Subdirektorat Regident Direktorat LaluLintas Polri Daerah Aceh
– Kepala Polisi Resor Aceh Tengah (2012)
Kepala Polisi Resor Aceh Tamiang (2012)
– Kepala Bidang Propam Polda Banten (2015)
– Dirsabhara Polda Kepri
– Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Selatan (2016)
– Kepala Lalu Lintas Polri di Provinsi Aceh (2019)
-Departemen Studi tentang Pengaturan Masyarakat di Akademi Kemiliteran Polri (-)
-Wakapolda Bengkulu (2025)
Umumkan Soeharto Meninggal
Dicky Sondani menjadi Kapolsek Metro Kebayoran Baru ketika Presiden Soeharto wafat.
Dia bertindak sebagai pengelola keamanan di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), lokasi di mana Soeharto dirawat.
Satu hari sebelum kematiannya, Dicky Sondani kembali ke kantor di Mapolsek Kebayoran Baru, yang hanya terletak 1 Kilometer jauhnya dari rumah sakit tersebut.
Dia ingin istirahat setelah seharian bekerja di RSPP dan dua minggu tidak kembali ke rumah karena tugas jaga.
Pada malam tersebut, Dicky Sondani akhirnya dapat bernafas lega setelah dokter yang menangani Soeharto menyampaikan bahwa kesehatan Presiden kedua itu telah mulai membaik.
Kondisi Soeharto malah semakin membaik dan diprediksikan bahwa pada hari Selasa nanti, Bapak Harto akan dapat duduk dengan nyaman.
Walaupun dokter menyarankan begitu, Dicky Sondani tetap tidak pulang kerumah dan lebih memilih istirahat di kantor.
Esok harinya, istrinya yang bernama Dicky Sondani diajak untuk menghadiri acara wedding reception keluarga besar di pernikahan sepupunya.
Merasa bahwa keamanan di RSPP sudah tidak terlalu ketat, Dicky Sondani menyetujui permintaan istrinya dan langsung menukar baju menjadi kemeja batik.
Akan tetapi, perencanaan acara tersebut dibatalkan. Karena tidak lama kemudian, ponsel Dicky Sondani berbunyi.
Dokter presiden menelepon Dicky Sondani untuk memberitahukan bahwa situasi Pak Harto semakin menurun.
Dicky Sondani dengan cepat menukar baju batiknya lalu segera berangkat ke RSPP.
Pada sekitar jam 10.00 Waktu Indonesia Bagian, Dicky Sondani datang ke RSPP dan dokter memberitahukan bahwa kondisi Pak Harto mulai memburuk.
Malahan, dokter mengatakan bahwa kematian Bapak Harto hanya tinggal menunggu saatnya saja.
“Ingatan saya sangat jelas tentang bagaimana saya berulang kali datang dan pergi dari rumah sakit sebanyak lima kali,” ujarnya saat diwawancarai pada hari Selasa (26/1/2016).
“Ketika masuk ke rumah sakit terakhir kali, dokter mengumumkan bahwa Pak Harto telah tiada,” jelasnya.
Setelah mendengar berita tentang kematian Soeharto, Dicky Sondani keluar dari rumah sakit sekali lagi guna menyiapkan pasukan keamanan ekstra.
Dia pula bekerja sama dengan TNI yang ikut mengirim tentara. Di waktu tersebut, beliau merupakan perwira kepolisian tingkat senior yang bertugas di RSPP.
Ternyata, setiap pergerakan Dicky diamati oleh belasan jurnalis yang sedang menanti di sekitar rumah sakit tersebut.
Dicky Sondani menganggap bahwa jurnalis-jurnalis tersebut tampak cemas menyaksikan dia yang asyik berkomunikasi lewat handy talkie guna menambah jumlah staf.
“Kira-kira seratus reporter mendadak mengitariku dan bertanya, ‘Ada apa, Pak? Mengapa tiba-tiba ada peningkatan personil?’ ” ujar Dicky.
Dicky Sondani juga menegaskan tidak dapat berbohong. Disitulah ia menyatakan bahwa Bapak Harto sudah meninggal.
Iya, saya bersikap jujur. Saya katakan, Bpk Harto meninggal pada jam 13.10 WIB.
“Saya tak dapat menipu masyarakat pada waktu itu. Sebab benar-benar informasinya saya peroleh secara langsung dari dokter,” ujarnya.
Harta Kekayaan
Berdasarkan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) dari KPK, ditemukan bahwa Komjen Pol Dicky Sondani memiliki aset dan kekayaan tertentu.
Dicky Sondani terdaftar terakhir kali mengungkapkan asetnya ketika ia masih menempati posisi sebagai Direktur LaluLintas Polda Aceh.
DATA HARTA
A. LAHAN DAN PROPerti Rp. 2.825.000.000
1. Properti Tanah dan Bangunan dengan Luas 200 m² hingga 300 m² di KAB/KOTA TANGERANG, HARGA RP. 990.000.000 YANG DIREALISASIKAN OLEH DIRI SENDIRI
2. Luas Tanah dan Properti Sebesar 200 m²/200 m² di KAB/KOTA BOGOR, Dibangun Sendiri Harga Rp. 750.000.000
3. Properti Tanah dan Bangunan dengan Luas 650 m2/420 m2 di KAB/KOTA KOTA BENGKULU, Harga Rp. 860.000.000 Dari Hasil Sendiri
4. Luas Lahan Tanah dan Bangunan sebesar 1300 m2/1300 m2 di KAB/KOTA BENGKULU, HARGA MILIK SENDIRI Rp. 150.000.000
5. Lahan Sebesar 12.893 m² yang terletak di KOTA BANDA ACEH, hasil sendiri seharga Rp. 75.000.000
B. ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN Rp. 160.000.000
1. KENDARAAN, Toyota Jeep Fortuner Tahun 2012, Dengan Pengerjaan Sendiri Harga Rp. 90.000.000
2. KENDARAAN, MINIBUS TOYOTA Tahun 2017, DIPERBAIKI SENDIRI HARGA Rp. 70.000.000
C. HARTA Bergerak Lainnya sebesar Rp. 160.450.000
D. SURAT NILAI RP. —-
E. UANG TUNAI DAN SETARANYA Rp. 625.437.240
F. HARTA TAMBAHAN Lainnya Rp. 1.050.000.000
Sub Total Rp. 4.820.887.240
III. HUTANG Rp. —-
IV. JUMLAH ASET KESELURUSAN (II-III) Rp. 4.820.887.240
Beberapa artikel sudah dipublikasikan di
Tribunnews
Leave a Reply